
berita-resmi.online – Pasar kripto kompak berada di zona merah pada pagi hari ini (25/02/2025) seiring dengan risiko pasar tenaga kerja di AS yang meningkat dan tren memecoin Solana yang meredup.
Merujuk dari CoinMarketCap pada Selasa (25/02/2025) pukul 05:35 WIB, pasar kripto kompak kebakaran. Bitcoin turun 2,2% ke US$93.550 dan secara mingguan berada di zona negatif 2,7%.
Ethereum terdepresiasi 7,09% dalam 24 jam terakhir dan dalam sepekan melemah 5,98%. Solana tertekan 11,77% secara harian dan jika dilihat dalam seminggu terakhir terpantau anjlok 18,29%.Begitu pula dengan Dogecoin yang ambruk 10,99% dalam 24 jam terakhir dan dalam tujuh hari terakhir ambles 17,57%.
Open interest terdepresiasi 3,67% di angka US$109,11 miliar. Sedangkan fear & greed index yang dilansir dari coinmarketcap.com menunjukkan angka 40 yang menunjukkan bahwa pasar berada di fase neutral dengan kondisi ekonomi dan industri kripto saat ini.
Dilansir dari coindesk.com, pasar kripto mengalami tekanan yang diikuti dengan aksi jual besar-besaran, tetapi juga oleh kesulitan pasar saham AS dalam keluar dari tren penurunan terbaru. Di antara mata uang kripto utama, Solana (SOL) menjadi yang berkinerja terburuk, anjlok lebih dari 10% dalam 24 jam terakhir dan turun drastis lebih dari 41% dalam sebulan terakhir. Selain terpengaruh oleh meredupnya tren memecoin, SOL juga menghadapi pelepasan token (token unlock) pada Maret serta peningkatan inflasi SOL sebesar 30% akibat penerapan SIMD-96 baru-baru ini, yang menyesuaikan struktur biaya jaringan.
Quinn Thompson, pendiri hedge fund kripto Lekker Capital, memperingatkan investor agar tidak terlalu puas atau dalam penyangkalan terkait harga Bitcoin (BTC). Dalam unggahan di media sosial, ia menekankan bahwa US$95.000 masih merupakan harga keluar yang layak, dibandingkan dengan kemungkinan pergerakan harga dalam 6-12 bulan ke depan.
Sementara itu, dari perspektif ekonomi makro AS, Neil Dutta, kepala riset ekonomi di Renaissance Macro Research, mengingatkan bahwa risiko terhadap pasar tenaga kerja semakin meningkat. Pasalnya pendapatan riil melambat,·pasar perumahan memburuk, dan pemerintah daerah dan negara bagian mengurangi belanja.
Thompson memperkirakan ada 80% kemungkinan Bitcoin tidak akan mencetak level tertinggi baru dalam tiga bulan ke depan, serta 51% kemungkinan tidak akan mencapai rekor baru bahkan dalam 12 bulan ke depan.